Jumat, 23 Desember 2011

Kembali ke Jakarta, Dahlan Iskan Naik KA Lagi

VIVAnews - Kilatan kamera memecah remang Stasiun Bogor, Jumat 23 Desember 2011. Moncong lensa kamerawan televisi dan fotografer mengarah ke pria berkemeja putih yang berlari kecil ke arah Commuter tujuan Tanah Abang.

Para pewarta turut berlarian mengiringi pria yang rupanya Menteri BUMN Dahlan Iskan. Dua petugas berseragam PT KAI turut mengejarnya.

Hup! Dahlan meloncat naik ke gerbong 5 kereta itu. Sontak, hal itu membuat heboh penumpang yang telah berada lebih dulu di gerbong tersebut. Beberapa menyalami pria yang mengenakan sepatu kets New Balance bertulis U.S Army itu.

Tahu siapa yang datang, sejumlah penumpang menyalami menteri. Dahlan tak langsung duduk. Usai menyalami sejumlah penumpang, dia balik badan dan melangkahkan kaki ke bibir pintu kereta. Disapanya dua petugas yang tadi memburunya.

"Ini kok, tinggi sekali. Tangganya mana?" kata Dahlan pada petugas itu. Yang ditanya terdiam. "Mestinya ada kan, jadi ini salah ya, besok dipasang," kata Dahlan.

Petugas itupun hanya mengangguk. "Ya, Pak. Besok dipasang," kata Petugas itu.

"Oke, perbaiki juga itu jalan yang rusak," kata Dahlan mengakhiri perbincangan dengan petugas tersebut.

Tak berselang lama, pintu kereta AC itu ditutup. Perlahan, kereta berjalan meninggalkan stasiun Bogor menuju Jakarta.

Kereta berjalan, Dahlan kembali menyapa sejumlah penumpang. Dia pun duduk di antara penumpang. Kebetulan, dua penumpang itu pelanggan setia KRL. Tony, pegawai KPKLN Bogor dan Kevin, seorang mahasiswa FIB UI.

Tak melewatkan kesempatan bertemu menteri, keduanya menyampaikan keluh kesah. "Saya sebenarnya pulang kuliah, lihat Pak Menteri saya balik lagi," kata Kevin. "Wah berarti anda balik lagi, sori ya," kata Dahlan sambil menepuk punggung Kevin.

Kevin mengeluhkan seputar kereta yang sering penuh. Jarak kereta berikutnya lama. Hal senada disampaikan Tony.

Raisya, mahasiswa semester VII Universitas Indonesia, turut menyampaikan keluhan. "Saya pernah, Pak. Lama nunggu-nunggu kereta, ternyata ada gangguan," kata Raisya.

"Wah, saya dulu di PLN harus mengatasi gangguan-gangguan listrik. Masak di kereta harus mengatasi gangguan-gangguan lagi," kata Dahlan diikuti tawa lepas.

Dahlan pun memaparkan sejumlah permasalahan perkeretaapian yang dilihatnya sendiri. Kereta penuh, jarak antar kereta lama, hingga penumpang kereta kelas ekonomi sampai atap. "Itu semua nanti kami carikan solusi," ujar Dahlan.

Dahlan menanggapi usul perlu penambahan kereta. Usul itu, menurutnya sempat dibahas. Akan tetapi, tidak mungkin direalisasikan. "Menambah kereta, baik bagi kereta api, tapi tidak baik bagi lalu lintas mobil. Sering nutup palang kereta memicu kemacetan. Kemudian kita diskusikan lagi, tambah gerbong," ujarnya.

Menurutnya, kini pihak PT KAI sedang mengkaji kemungkinan penambahan gerbong itu. "Kami evaluasi apa kesulitannya, tapi lebih mudah diatasi daripada menambah kereta. Gardu listrik perlu ditambah di sepanjang jalur ini. Ada juga stasiun yang terlalu dekat dengan jalan raya. Delapan gerbong oke, tapi buntutnya masih di jalan raya. Solusinya berhenti lebih maju, tapi perlu waktu benahi stasiun," ujarnya.

Menurut dia, rangkaian gerbong kereta yang saat ini ada delapan, akan ditambah menjadi sepuluh. Menurutnya, listrik cukup. "Gardunya perlu ditambah. Stasiun disiapkan lebih maju," ujar dia.

Sepanjang perjalanan sore ini diisi keceriaan dengan lontaran-lontaran segar sang menteri. "Saya akan turun di Stasiun Dukuh Atas," ujarnya. (umi)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar