Minggu, 25 Desember 2011

Pengamat: Prijanto Bagai Ban Serep

VIVAnews - Keputusan Prijanto mengundurkan diri, padahal jabatannya baru berakhir Oktober 2012 mendatang, memancing komentar. Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna, mengatakan mundurnya, wakil gubernur DKI Jakarta itu  menunjukan sinyalemen negatif bahwa tidak adanya keharmonisan dalam kalangan eksekutif Jakarta.

Sejauh ini dinilai wakil gubernur tidak memiliki ruang untuk beraktualisasi menumpahkan ide-idenya.

"Ini persoalan lama antara ketua dan wakilnya. Wakil hanya dianggap sebagai ban serep," ujarnya kepada VIVAnews.com di Jakarta, Minggu 25 Desember 2011.

Penunjukan Prijanto sebagai wakil gubernur saat pilkada lalu pada akhir-akhir tenggat, lanjutnya, menjadi catatan tersendiri. Penunjukan yang terkesan tidak terencana secara matang diharapkan tidak terulang lagi pada masa mendatang.

"Ini menjadi early warning system bahwa kekompakan adalah hal yang penting. Penunjukan Prijanto terkesan seperti kebetulan saja dan bukan direncanakan dari awal-awal," tuturnya.

Kejadian ini, tambahnya, kelak akan menimbulkan tanya di benak masyarakat Jakarta, di mana ternyata kinerja kepemimpinan tidak sesuai yang diharapkan. Harapan akan peningkatan kinerja seperti jauh api dari panggang.

"Mundurnya wakil gubernur menjadi sinyal bahwa hubungan kinerja antar gubernur dan wakil memprihatinkan," imbuhnya.

Pendapat senada juga sebelumnya diungkapkan anggota Komisi I DPR RI yang juga mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI periode 2012–2017, Tantowi Yahya.

“Prijanto merasa kurang diperankan oleh Fauzi Bowo selama ini, sebagai Wakil Gubernur DKI. Pengunduran diri ini merupakan puncak ketegangan antara mereka,” ujar Tantowi Yahya, di Jakarta, Minggu, 25 Desember 2011.

Namun, Prijanto membantah ketidakharnomisannya dengan Fauzi Bowo. (umi)

Baca juga: Foke Sayangkan Pengunduran Diri Prijanto

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar