Rabu, 04 Januari 2012

BLU TransJakarta Keluhkan Kualitas BBG

VIVAnews - Badan Layanan Umum TransJakarta mengeluhkan kualitas Bahan Bakar Gas (BBG) yang kurang baik, karena masih terdapat campuran atau kandungan air, oli, dan lumpur.

Menurut Kepala BLU TransJakarta, Muhammad Akbar, kualitas BBG yang kurang baik itu diketahui setelah mereka kedatangan tim dari Jepang untuk meneliti sarana dan prasaran bus Transjakarta.

Dari hasil penelitian, seharusnya kompresor untuk pengisian BBG tidak menggunakan oli. Dalam waktu dekat, BLU TransJakarta akan mengirimi surat kepada pihak yang bersangkutan dengan SPBG.

"Di Jepang kompresor SPBG-nya tidak menggunakan oli, sehingga oli tidak mungkin masuk. Tapi kita kompresornya masih menggunakan oli," kata  Akbar, di Jakarta, Rabu, 4 Januari 2012.

Keluhan ini disampaikan juga berkaitan dengan rencana pemerintah pusat menaikkan harga BBG lagi. Padahal sebelumnya, tahun lalu sudah naik dari semula Rp2.562 per liter setara premium (LSP) menjadi Rp3.100 per LSP. Tapi Muhammad Akbar mengaku belum mengetahui kapan realisasi rencana tersebut.

"Kali ini kenaikan tarif direncanakan lebih tinggi Rp1.000 atau menjadi Rp4.100 per LSP. Harga gas selama ini tidak disubsidi," katanya.

Ditambahkan Akbar, selama ini program konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas yang dilakukan oleh pemerintah cukup berhasil diterapkan untuk bus Transjakarta. Seharusnya pemerintah pusat terus mendukung dan justru memberikan subsidi.

"Kita bangga busway cukup sukses dalam program konversi dari minyak ke gas," kata dia.

Menurutnya, dengan harga BBG Rp3.100 per LSP memang tidak menarik bagi pengusaha gas. Namun jika dinaikan menjadi Rp4.100 per LSP, justru tidak menarik untuk operator.

"Solusinya gas untuk transportasi itu disubsidi, sebesar Rp1.000 saja itu sudah signifikan," jelas Akbar.

Untuk operasional bus Transjakarta yang sudah mencapai 11 koridor, saat ini hanya dilayani oleh lima SPBG saja. Jumlah tersebut dirasa masih jauh dari cukup, sebab idealnya di setiap koridor terdapat SPBG. Sehingga tidak akan mengganggu pelayanan kepada masyarakat.

Kebutuhan gas untuk operasional bus Transjakarta sebesar 5 juta LSP per tahun. Bahkan ke depan kebutuhan gas untuk bus Transjakarta akan terus bertambah.

Terlebih BLU Transjakarta terus melakukan pengadaan armada bus dengan BBG. Saat ini dari 567 armada Transjakarta, 477 di antaranya sudah menggunakan BBG. Sementara pada 2012 ini, diperkirakan armada bus Transjakarta akan bertambah menjadi 679 bus. (umi)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar