Rabu, 01 Februari 2012

DKI: Pembangunan Mal Bisa Alihkan Kemacetan

VIVAnews - Puluhan pusat perbelanjaan atau mal akan dibangun dalam dua tahun ini di Jakarta. Banyak pihak mengeluhkan kebijakan ini karena dapat menambah kemacetan di ibukota makin parah.

Meski begitu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta malah memastikan bahwa pembangunan mal belum tentu mengakibatkan kemacetan. Arus lalu lintas justru dapat menyebar di pinggiran kota daripada terus bertumpuk di pusat kota.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, mengatakan, pembangunan pusat perbelanjaan memang akan menyedot kendaraan bermotor. Kegiatan keluar masuk gedung juga akan mempengaruhi kondisi lalu lintas di sekitarnya.

"Pasti sudah ada kajian lalu lintasnya. Dalam penerbitan SIPPT (surat izin penunjukan pemanfaatan tanah), salah satu syaratnya adalah melengkapi kajian lalu lintas," ujar Pristono di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2012.

Pristono menjelaskan, sebelum SIPPT keluar, Dishub DKI sudah merekomendasikan pengembang untuk ikut mengatasi dampak lalu lintas yang timbul. Kajian lalu lintas itu antara lain berisi prasarana seperti inlet outlet atau jalur masuk dan keluar, kapasitas parkir, trotoar, tempat penyeberangan orang, tempat mengambil karcis parkir, tempat pemeriksaan keamanan mobil, dan lainnya.

"Jadi, mal baru belum tentu menjadi masalah baru lalu lintas, justru bisa membuat persebaran kendaraan. Seperti terbangunnya kawasan Pondok Indah, jadi di Senayan tidak terlalu ramai lagi," kata Pristono.

Mal baru, dia menambahkan, harus memiliki inlet yang tidak siku atau jalur patah. Namun, harus memiliki lajur perlambatan. Selain itu, mal dengan luas di atas 5.000 meter persegi juga dibangun di ruas jalan yang sudah mapan.

"Artinya, ruas jalannya besar, lebih dari dua lajur, memang di Satrio itu masalah angkot yang saat ini terjadi. Tapi, nanti ketika jalan layang sudah jadi, tidak akan terlalu menjadi masalah," terangnya.

Pristono mengakui banyak penyempitan jalan akibat konstruksi jalan layang di kawasan Casablanca. Tapi, dipastikan akan tetap dilakukan penertiban terhadap angkot yang sengaja menunggu penumpang di depan mal.

Tapi, pernyataan Pristono mengenai adanya penyebaran kendaraan karena banyak mal yang akan dibangun di pinggiran kota bertolak belakang dengan data yang dimiliki Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto.

Menurut Ferry, selama 2012 hingga 2013, di Jakarta akan dibangun 21 pusat perbelanjaan baru, dengan luas lantai mencapai 827.376 meter persegi, dengan 45 persen berada di Jakarta. Hampir setengah dari mal itu sudah mencapai 50 persen pembangunan tahap konstruksinya.

Pembangunan mal yang sudah masuk dalam tahap konstruksi dan akan diluncurkan tahun ini berlokasi di Jakarta Selatan dan Pusat. Antara lain ada di Kemang Village, Menteng Square, Kota Kasablanka, Pulomas X-'Venture, Ciputra World Jakarta, dan Pondok Indah Street Gallery.

Ditambah lagi, Agung Podomoro baru meluncurkan proyeknya, Kuningan City Mall, pada akhir tahun lalu. Selain itu, sedang diteruskan pembangunan fasilitas perbelanjaan di kawasan residensialnya di Kalibata, yang berdiri di atas lahan seluas 60.000 ha hingga 90.000 ha. Mal yang dapat menampung 180 tenant ini ditargetkan selesai tahun depan. (art)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar