Kamis, 16 Februari 2012

Enam Pekan, Lima Tewas Jatuh dari Atap KRL

VIVAnews - Kepala Penertiban PT Kereta Api Daerah Operasional I, Ahmad Sujadi, menyebut terhitung 1 Januari sampai 14 Februari 2012, ada lima orang tewas akibat jatuh dari atap KRL. Tujuh lainnya mengalami luka parah.

"Dalam satu setengah bulan ini, sudah lima meninggal dan tujuh orang mengalami luka parah," ujar dia di Jakarta.

Sujadi mengatakan, kejadian berlangsung di jalur KRL lintas Bekasi dan Bogor. "Jalur Bekasi dua kali kejadian dengan korban dua luka dan dua meninggal. Sedangkan Bogor tiga meninggal dan sisanya luka parah," kata Sujadi.

Melihat banyaknya korban jiwa, Sujadi berharap dapat membuat para penumpang di atap kereta kapok, tidak lagi melakukan aksi nekat tersebut. "Kepada penumpang di atap kereta sadarlah, karena bahaya sekali di atas, dapat menghilangkan nyawa," ucapnya.

Untuk mengatasi hal ini, menurut Sujadi, pihaknya berencana menambah gerbong sehingga seluruh penumpang kereta dapat masuk ke dalam gerbong, tidak lagi naik di atap kereta.

Berbagai upaya juga sudah dilakukan PT Kereta Api untuk menghalau penumpang yang naik di atap gerbong. Mulai dari pemasangan kawat berduri, pemberian oli di atap, menyemprotkan cairan berwarna, pemasangan papan peringatan atau pintu koboi, hingga menyewa marawis dan ustad.

Namun, semua itu belum berhasil menyadarkan penumpang. Mereka tetap nekat duduk di atap kereta. Kini PT KA sudah menjajal senjata baru, yakni besi tampar. Penghalang yang terbuat dari besi itu dipasang di tiang listrik aliran atas antara Stasiun Pasar Minggu Baru dan Stasiun Kalibata. (umi)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar