Kamis, 02 Februari 2012

Kolam Lumpur di Ancol 200 Meter dari Pantai

VIVAnews - Pembangunan kolam pembuangan lumpur hasil pengerukan 11 sungai dan waduk Jakarta di kawasan Ancol, Jakarta Utara, mengalami kendala. Sebab, saat ini, di kawasan utara Jakarta tersebut sedang dilanda angin barat.

Kondisi tersebut membuat PT Pembangunan Jaya Ancol terpaksa memberhentikan sementara waktu pembangunan kolam pembuangan lumpur sebagai tempat penampungan lumpur proyek Jakarta Urgent Flood Mitigation Project (JUFMP).

“Sekarang memang sedang terjadi angin barat di kawasan Ancol. Karena itu, kami berhenti dulu untuk sementara waktu hingga angin barat ini usai,” kata Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Budi Karya Sumadi, di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2012.

Budi mengatakan hingga saat ini pembangunan kolam lumpur dengan panjang 4,6 kilometer dan seluas 100 hektar sudah mencapai 70 persen. Lokasi kolam pembuangan lumpur berjarak 200 meter dari bibir pantai Ancol, atau di samping restoran Jimbaran.

Meski berhenti sementara waktu karena kondisi cuaca ekstrim, Budi berharap pembangunan kolam pembuangan lumpur ini rampung pada Oktober 2012 mendatang.

“Sebab sesuai dengan rencana, lumpur hasil pengerukan proyek akan mulai masuk ke Ancol pada November 2012. Saya jamin pembangunan kolam pembuangan lumpur sudah selesai dan siap menampung lumpur pada waktu yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Kesiapan pembangunan kolam pembuangan lumpur tersebut, lanjut dia, merupakan proyek dedikasi PT Pembangunan Jaya Ancol kepada Pemprov DKI. Selain itu, keberadaan kolam juga akan menjadi nilai tambah bagi badan usaha milik daerah (BUMD) milik DKI ini.

Namun, Budi belum bisa menentukan apakah keberadaan kolam tersebut dapat digunakan sebagai bagian dari rencana reklamasi Ancol dan pembangunan properti di kawasan tersebut.

“Kalau nantinya ada nilai tambah bagi perusahaan, kami belum bisa memastikan apakah untuk reklamasi atau properti. Itu masih jauh dan kami tidak kepikiran untuk melakukan dua hal tersebut,” ungkapnya.

Menurut Budi, pembuangan lumpur hasil pengerukan 11 sungai dan 4 waduk sekitar 3,4 juta meter kubik dipastikan tidak akan menimbulkan bau dan merugikan masyarakat sekitar kawasan utara Jakarta. Sebab, pihaknya sudah memberitahu Dinas Pekerjaan Umum beserta Kementerian Pekerjaan Umum, kalau kolam tersebut hanya untuk lumpur saja.

Sedangkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) serta sampah tidak diizinkan turut dibuang ke dalam kolam penampungan. “Limbah B3 dan sampah tidak boleh masuk, yang boleh masuk hanya lumpur. Karena lumpur tidak bau, sehingga tidak mempengaruhi dan mengganggu para wisatawan. Pokoknya kita tidak akan merugikan masyarakat selaku pemegang saham,” jelasnya.

Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto, menerangkan setiap musim penghujan selalu disertai dengan angin barat.

“Biasanya nelayan menyebutkannya sebagai angin baratan. Dan itu selalu ada pada musim penghujan,” katanya.

Angin barat ini terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Kukuh memprediksi keberadaan angin barat akan cukup lama terjadi di kawasan utara Jakarta, selama musim hujan masih terus terjadi.

Angin barat membawa dampak gelombang tinggi disertai kenaikan air pasang atau rob. Beberapa hari belakangan, arah gelombang akibat angin barat di Ancol menuju pantai utara setinggi 2 meter. Namun sekarang sudah turun mencapai 0,75 meter. Sedangkan kenaikan rob diprediksi akan terus terjadi hingga 6 Februari mendatang.

“Karena angin barat menimbulkan gelombang tinggi dan kenaikan rob, mungkin mengganggu pengerjaan kolam pembuangan lumpur. Daripada membahayakan pekerja, memang lebih baik dihentikan saja untuk sementara waktu,” kata dia. (adi)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar