Rabu, 01 Februari 2012

Uji Coba Tiket Elektronik KRL Kacau

VIVAnews - Komunitas pengguna kereta Jabodetabek, KRL Mania, menilai uji coba tiket elektronik, Commuter Electronic Ticket (Commet), yang mulai diterapkan kemarin, kacau balau.

Mereka menerima banyak laporan penumpang yang mengeluh soal kerusakan mesin pembaca kartu di stasiun. Juru Bicara KRL Mania, Agam Fatchurrochman, mengatakan setidaknya ada tiga stasiun yang sejak kemarin mesinnya rusak. "Stasiun Sudirman, Cakung, dan Palmerah," kata Agam kepada VIVAnews.com, Kamis 2 Februari 2012.

Dia mengungkapkan, keluhan lainnya adalah lamanya waktu tunggu saat tapping tiket di gate in maupun gate out. Padahal, kata dia, sedianya program tiket elektronik untuk KRL commuter line ini ditujukan untuk mengurangi antrean di loket.

"Tadi pagi teman saya mencoba di Palmerah, ada jeda waktu 2-3 detik buat kartu dibaca oleh mesin. Antrean orang di belakangnya sudah tidak sabar, dan mendorong-dorong rekan kami. Nah kalau nanti ini sudah berlaku semua, antrean di gate in/out bakalan panjang," ucapnya.

Ketidakjelasan informasi mengenai Commet juga sangat disayangkan penumpang. Salah satu contohnya: di pengumuman tertulis untuk membuat Commet harus menyerahkan fotokopi KTP, karena nantinya apabila kartu rusak bisa klaim ke PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ).

"Tapi di kartu Commet ada tulisan: kerusakan dan kehilangan bukan tanggung jawab PT KCJ. Jadi, apa gunanya KTP dong?" Agam mempertanyakan.

Agam menambahkan apabila situasi ini terus berlangsung, maka dikhawatirkan dapat menyurutkan kepercayaan penumpang pada moda transportasi massal ini. "Uji coba pada mesin yang rusak itu menimbulkan ketidakpercayaan konsumen," kata Agam. 

Sekretaris Perusahaan PT KCJ, Makmur Syaheran, menjelaskan secara garis besar hari pertama uji coba tiket elektronik berjalan baik. Menurut dia, adanya laporan mesin pembaca kartu yang rusak di beberpa stasiun langsung ditindaklanjuti. "Tim kami langsung meluncur untuk memperbaiki," ujar Makmur. 

Dia mengungkapkan uji coba dilakukan sejak Februari ini dimaksudkan agar pada saat implemetasi April mendatang, semuanya lancar. "Pentahapan dimulai Februari supaya kami bisa mempelajari kekurangan yang akan kami atasi," ucapnya. (kd)

 

• VIVAnews

1 komentar: