Sabtu, 03 Maret 2012

“Gubernur Jakarta Tersandera Pemilik Modal”

VIVAnews – Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menyatakan salah satu persoalan dasar Jakarta terletak dalam pemimpin atau gubernurnya. Iklim politik yang kapitalistik, menurutnya, menjadikan siapapun gubernur Jakarta akan menjadi tawanan pemilik modal.

“Seorang gubernur tersandera pemilik kapital para sponsor sehingga menjadikan mereka tidak memperhatikan masyarakat,” kata Burhan dalam diskusi di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu 3 Maret 2012.

Pemberian bantuan atau sumbangan saat kontestasi politik dalam pemilukada kepada para kandidat gubernur, membuat gubernur terpilih merasa berhutang dengan para donaturnya. Saat sang gubernur terpilih, para penyumbang sekaligus pemilik modal itu akan menagih pamrih.

Burhan berpendapat, hal itu dapat diatasi dengan membatasi pengeluaran dana kampanye. “Pembatasan pengeluaran dana kampanye memang belum dirumuskan dalam RUU Pemilukada, dan itu salah satu hal yang mendesak,” ucapnya.

Dalam diskusi tersebut hadir beberapa kandidat atau bakal kandidat Gubernur Jakarta, antara lain kandidat gubernur dari Partai Amanat Nasional Wanda Hamidah, dan bakal calon dari Partai Golkar Tantowi Yahya.

Dua politisi dari kalangan artis itu mengaku memiliki ide untuk menjadikan Jakarta lebih baik dari saat ini. “Saya akan menjadikan Jakarta yang manusiawi dan memanusiakan warganya. Sebagai ibukota, Jakarta membutuhkan seorang ibu yang mengayomi anak-anaknya,” kata Wanda.

Jakarta yang manusiawi, menurut Wanda, adalah apabila masalah-masalah klasik yang ada ibukota itu bisa turun tingkat menjadi lebih ditoleransi. “Misalnya kemacetan yang manusiawi adalah kemacetan yang bisa ditoleransi. Jakarta kadang-kadang macetnya tidak bisa ditoleransi,” ujar anggota DPRD DKI Jakarta itu.

Wanda juga menyoroti bencana alam di Jakarta yang kerap terjadi karena kesalahan manusia. Ia pun berjanji memperjuangkan pendidikan dan kesehatan di DKI yang menurutnya baru dinikmati oleh masyarakat ekonomi kelas menengah atas. “Saya ingin ada kesetaraan,” tegasnya.

Satu lagi hal yang akan diperjuangkan Wanda adalah Jakarta yang manusiawi dalam hal berkeluarga. “Yang manusiawi ketika masyarakat Jakarta tidak menghabiskan waktunya untuk bekerja. Mereka juga harus bisa berinteraksi dengan keluarganya,” ucapnya. (sj)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar