Rabu, 07 Maret 2012

Habib Hasan Siap Penuhi Panggilan Polda

VIVAnews - Kuasa hukum pimpinan Majelis Taklim Nurul Musthofa, Habib Hasan bin Ja'far Assegaf, Sandy Arifin, menjamin kliennya memenuhi panggilan Polda Metro Jaya terkait laporan pencabulan terhadap 11 orang remaja ketika sedang menjalani pengobatan alternatif beberapa tahun lalu. Polisi menjadwalkan pemeriksaan pukul 10.00 WIB.

"Yang pasti wajib datang kalau sudah ada panggilan kepolisian," kata Sandy saat dihubungi VIVAnews, Kamis 8 Maret 2012.

Namun, dia belum dapat memastikan apakah Habib dapat datang ke Polda sesuai jadwal yang sudah ditentukan penyidik. "Saya konfirmasi dulu Habib bisa hadir jam berapa, kalau ada halangan, kami minta dijadwalkan ulang," ucapnya.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan ini merupakan pemanggilan yang pertama. Apabila Habib tidak datang, maka penyidik akan membuat surat pemanggilan kedua. Status Habib Hasan sendiri masih sebagai saksi

Menurutnya penyidik sudah menyita beberapa telepon genggam milik korban untuk mencari data mengenai hubungan antara pelapor dan Habib Hasan. Data di telepon itu akan dijadikan petujuk awal untuk melihat ada rekaman atau pesan berisi ajakan Habib Hasan untuk melakukan pelecehan seksual seperti yang dilaporkan korban.

Penyidik juga menyusuri email dan situs jejaring sosial yang diduga dijadikan sarana berkomunikasi antara pelapor dan Habib Hasan. "Dari situ bisa kelihatan siapa yang menghubungi. Kalau visum tidak bisa dipublikasikan, itu hanya untuk konsumsi penyidik." Kata Rikwanto.

Kasus ini dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan nomor TDL/4432/12/2011/pmj/Dit.Reskrim 2011. Laporan diajukan oleh 11 remaja putra yang juga mengaku telah menjadi korban pencabulan Habib Hasan. Mereka berusia 12 hingga 22 tahun.

Kasus ini mencuat setelah lima dari 11 remaja itu mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia pada 9 Februari 2012 lampau.

Saat memimpin taklim Habib Hasan meminta jemaahnya untuk tidak emosional dan mendoakan mereka yang mengancam dan mencaci dia agar diberi taufik dan hidayah. Menurutnya, bisa saja fitnah terhada dirinya itu merupakan desakan agar membubarkan majelis taklim yang bermarkas di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan itu. Selengkapnya klik di sini. (umi)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar