VIVAnews - Tersangka kasus penyerangan brutal Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto di Jakarta Pusat, Edo Tupessy, membantah perannya sebagai komandan penyerangan pada Kamis dini hari, 23 Februari. Menurut dia, ini hanya bentrokan, bukan penyerangan terencana.
"Tidak ada perintah penyerangan. Alangkah naifnya, saya ini cinta damai," kata dia kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Minggu malam, 4 Maret 2012.
Selain itu, Edo juga membantah bila bentrokan itu karena utang-piutang narkoba. "Ini dendam dari Ambon yang dibawa ke Jakarta," katanya.
Menurut polisi, penyerangan berawal dari persoalan utang piutang narkoba senilai Rp280 juta. Penagihan utang piutang ini melibatkan beberapa pihak. "Mr X kasih order ke Mr Y. Mr Y berada di LP, kasih order ke ED alias EDO, ED kemudian menagih ke Edi," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes AR Yoyol.
Edo kemudian mendatangi Edi. Namun, saat itu, Edi didukung kelompok preman JF dan JT. Melihat itu, Edo tetap meminta Edi untuk membayar utangnya. "Utang tetap utang, tapi tetap tidak dikasih," katanya.
Kemudian, kelompok Edo kembali menyusun kekuatan untuk kembali menagih Edi. Saat mengetahui kelompok Edi di RSPAD, kelompok Edo menyusun penyerangan. "Dan terjadilah penyerangan," kata Yoyol, menjelaskan.
Yoyol mengatakan bahwa penyerangan ini termasuk kategori pembunuhan berencana. "Buktinya mobil yang datang dari berbagai lokasi membawa golok," katanya, menambahkan. Para tersangka akan dikenai pasal pembunuhan berencana.
Setelah menyelesaikan kasus penyerangan RSPAD, pihaknya juga akan mengembangkan pada kasus narkoba. Melihat pola perlindungan antarkelompok, tidak menutup kemungkinan bahwa itu jaringan gangster. (ren)
Minggu, 04 Maret 2012
Otak Penyerang RSPAD: Saya Cinta Damai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar