Senin, 05 Maret 2012

PT MRT: Dampak Konstruksi pada Warga Kecil

VIVAnews - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyatakan proyek pembangunan MRT yang akan dilaksanakan di Jakarta sudah melalui tahap kajian yang mendalam.

Kepala Biro Komunikasi PT MRT Jakarta, Manpalagupta Sitorus, menjelaskan proyek yang akan dijalankan ini sudah melalui pertimbangan agar dampak kontruksi bagi warga dapat diminimalkan.

"Rute dan bentuk MRT sudah ditetapkan oleh pemerintah sejak lama," kata Gupta di Jakarta, Selasa, 6 Maret 2012. Gupta mengatakan rencana pembangunan telah melalui kajian yang panjang dan komprehensif dari berbagai pihak.

Menurutnya, untuk jalur Lebak Bulus-Fatmawati, Jakarta Selatan, sengaja dipilih struktur layang karena jika sepanjang Lebak Bulus-Sisingamangaraja dibuat jalur bawah tanah, maka warga di sepanjang jalur itu harus memundurkan pondasi bangunan mereka lebih jauh.

Kebutuhan secara teknis dalam proses pembangunan tidak diperlukan apabila pembangunan jalur MRT dilakukan dengan struktur layang.

Gupta menuturkan, pemilihan tipe layang juga berdasarkan perhitungan atas dampak lalu lintas selama periode konstruksi. Dampak lalu lintas, kata dia, dianggap lebih besar apabila pembangunan dilakukan di bawah tanah.

"Pembangunan bawah tanah, membutuhkan lahan kerja yang lebih luas sehingga sebagian besar jalan harus ditutup dalam proses pembangunan. Dengan struktur layang, empat jalur jalan akan tetap dipertahankan," ujarnya.

Selain itu, PT MRT Jakarta menilai pembangunan jalur bawah tanah akan memakan biaya yang lebih besar.

Dia mengungkapkan, pada 2007 telah dibentuk suatu Advisory Committee untuk pembangunan MRT Jakarta. Yang tergabung dalam komite tersebut adalah para tenaga ahli, akademisi, pengamat, serta media dari Indonesia dan Jepang.

"Sosialisasi kepada publik tentang jalur MRT Jakarta pun telah dilakukan. Pada 30 Agustus 2009, telah dilaksanakan sosialisasi pembebasan lahan untuk koridor MRT yang melewati Lebak Bulus, pom bensin Jalan Fatmawati, Kelurahan Cilandak Barat dan Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan," terangnya.

Selain itu, pada Juli 2010 telah dilakukan sosialisasi AMDAL untuk pembangunan MRT Jakarta koridor Dukuh Atas - Bunderan HI, Jakarta Pusat. (umi)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar