Jumat, 25 Maret 2011

Pengusaha Sumbang Rp100 Juta untuk HB Jassin

Pusat Dokumentasi Sastra H.B Jassin  

VIVAnews - Indonesia merupakan negara yang kaya dengan karya sastra. Mulai dari literatur tua Sulawesi seperti La Galigo yang merupakan epik terpanjang dunia, hingga naskah-naskah Jawa Kuno seperti Kakawin Arjunawiwaha atau Ramayana, menjadi karya sastra Indonesia yang diakui dunia.

Untuk karya sastra modern, Indonesia bahkan memiliki Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin yang merupakan pusat dokumentasi sastra Indonesia terbesar di dunia. Namun kelalaian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam alokasi anggaran untuk PDS HB Jassin membuat PDS yang menyimpan 48 ribu dokumen sastra ini terancam ditutup.

Namun, perhatian lebih kemudian diberikan dari sejumlah elemen masyarakat. Sejumlah aksi donasi pun dilakukan, aksi pengumpulan koin kemudian berhasil mengumpulkan tambahan dana sebesar Rp2.862.500.

Aksi pengumpulan koin yang berhasil ini mendapat dukungan dari sejumlah masyarakat yang peduli dengan karya sastra Indonesia. Beberapa diantaranya berasal dari kampus seperti Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Islam Negeri. Ada juga yang berasal dari pribadi, salah satunya dari penulis sastra Kurnia Effendi.

Kurnia berharap uang itu dapat digunakan semaksimal mungkin. "Untuk tahap awal, uang itu akan digunakan untuk pendokumentasian dan pemeliharaan dokumen yang lebih teratur,” tutur Kurnia di Jakarta, 25 Maret 2011.

Tidak hanya itu, menurut Kepala Pelaksana PDS HB Jassin, Arianty Isnamurti, pengusaha properti Ciputra ikut memberikan donasi berupa selembar cek senilai Rp 100 juta. Ciputra bahkan mendatangi langsung PDS HB Jassin yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat ini. Maka, dana yang terkumpul untuk PDS HB Jassin kini mencapai Rp 102.682.500.

Ciputra, seperti dikisahkan Arianty, mengaku sangat prihatin mendengar kondisi PDS HB Jassin kekurangan anggaran. Pengusaha terkemuka ini pun kemudian menyarankan agar penggalangan dana ini lebih ditingkatkan agar PDS HB Jassin mempunyi anggaran yang cukup.

Arianty mengaku tidak menyangka akan mendapat bantuan dari masyarakat luas. “Kami sangat berterima kasih atas kepedulian banyak pihak yang telah menyumbangkan kemampuannya untuk mempertahankan PDS HB Jassin ini sebagai Pusat Dokumentasi Sastra,” kata Arianty di Jakarta, Jumat, 25 Maret 2011.

Selain dukungan dana, diungkapkan Arianty, sejumlah pihak pun sudah menyatakan siap membantu. Seperti diantaranya Perpustakaan Nasional, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Pendidikan Nasional, dan pihak Institut teknologi Bandung (ITB).

“Kami belum tahu seperti apa bantuan diberikan. Tapi sudah ada beberapa universitas yang juga siap membantu untuk melakukan pendokumentasian secara digital dan itu membuat kami senang,” jelasnya.

Sedangkan, Ketua Dewan Pembina PDS HB Jassin Ajip Rosidi mengatakan penggunaan anggaran akan dilakukan secara transparan. Pada tahap awal, pihaknya akan memberi gaji kepada 14 karyawannya terlebih dahulu. Setelah itu, rencananya uang akan digunakan untuk kepentingan lain, seperti pendokumentasian dan perawatan.

“Bulan ini kami akan beri gaji pada karyawan dulu, karena mereka belum di bayar. Kita tahu sendiri, anggarannya sudah habis dan masih menunggu Pemerintah untuk mengeluarkan dana hibah,” ungkap Ajip.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui bahwa memang benar dirinya menandatangani SK (Surat Keputusan) Gubernur DKI Jakarta No. SK IV 215 tertanggal 16 Februari 2011 tentang PDS HB Jassin yang hanya memperoleh anggaran Rp 50 juta per tahun.

Namun, Fauzi mengatakan hal ini terjadi karena ada kesalahan dalam hal pengorganisasian. Selama ini PDS HB Jassin berada di bawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta, maka dari itu anggarannya kemudian menjadi tidak diprioritaskan.

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar