VIVAnews - Konsep 'kota baru' yang diusung dalam desain baru rencana induk Bandara Internasional Soekarno-Hatta diyakini dapat mewujudkan harapan warga Indonesia memiliki bandara berkelas.
Tidak hanya itu, dengan berbagai fasilitas yang ada, masyarakata dibuat serasa tidak berada dalam airport. Bandara akan terintegrasi dengan stasiun kereta, pusat perbelanjaan, dan gedung perkantoran.
Di sana juga akan dibangun lokasi parkir berkapasitas 20 ribu unit kendaraan, serta area komersial yang dilengkapi bisnis center, hotel transit dan meeting room.
Namun, sebelum semua itu dibangun, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menilai ada baiknya terlebih dahulu dibenahi infrastruktur transportasinya. Sebab, Yayat mengungkapkan, jangan sampai pengembangan bandara justru menimbulkan masalah baru, yaitu kemacetan.
"Dengan kondisi jutaan orang bergerak ada potensi pasar yang besar, mobilitas tinggi. Tapi yang jadi pertanyaan, kalau sudah ramai, aspek kenyamanan bagaimana? Sebab bandara akan semakin padat dan macet," kata Yayat saat berbincang dengan VIVAnews.com. Yang terpenting adalah bagaimana membuat akses pergerakan bandara ke tempat lain.
Selain itu, Yayat menjelaskan, pembangunan tetap harus memperhatikan faktor keamanan. Sebab kawasan itu harus bebas dari bangunan tinggi yang membahayakan keselamatan penerbangan.
Sebagai antisipasi, dia menyarankan agar PT Angkasa Pura II membicarakannya dengan pemerintah kota setempat dan kementrian terkait. Ada baiknya disingkronkan deng rencana tata ruang Kota Tangerang, karena bandara akan menjadi pusat ekonomi baru.
"Jangan sampai hanya untung sendiri. Minimal konsepnya masuk dalam rencana tata kota yang ada. Perizinan bangun hotel dikeluarkan pemda atau bandara. Zoning regulation, dan peraturan tata bangunannya bagaimana," ungkap dia. (eh)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar