VIVAnews - Warga sekitar lokasi Menara Saidah, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur membenarkan kabar yang menyatakan terjadinya kemiringan pada struktur bangunan dan tanah gedung itu. Namun warga mengaku belum mendengar informasi yang menyebut kini telah ada pengusaha Madura yang membeli Menara Saidah seharga Rp16 miliar, untuk kemudian dirobohkan.
"Pihak pengelola gedung sangat tertutup dengan warga, tidak pernah ada komunikasi. Dan kami belum mendengar kabar soal rencana perobohan oleh pemilik baru itu. Setahu kami hingga saat ini yang mengelola masih keluarga Saidah," ujar Ketua RW 1, Kelurahan Cikokol, Pancoran, Jakarta Selatan, Beni Nawawi, Jumat, 29 Juli 2011.
Beni mengatakan, jika memang ada pengelola baru yang hendak merobohkan dan menggantinya dengan bangunan baru, tentunya harus ada pemberitahuan dini kepada warga setempat.
Meski sekarang sepi, gedung ini sempat laris dan menjadi perkantoran favorit. Tak hanya disewa sebagai perkantoran perusahaan swasta, ketika baru berdiri, sejumlah BUMN juga sempat berkantor di sini.
Gedung yang dibangun dengan arsitektur bergaya Romawi itu terlihat sangat sepi, tidak ada mobil dan motor yang keluar masuk pintu gedung itu.
Di tengah warga, beredar macam-macam kabar kenapa gedung itu ditinggal para penyewa--mulai dari urusan lift yang sangat lambat sampai angkernya gedung itu.
Beni memastikan, kabar ihwal miringnya gedung adalah benar. "Saya kira begitu, ada kemiringan gedung dan pondasi. Menurut informasi yang kami terima dari karyawan di sana, mereka tidak menggunakan air dari PAM, melainkan memanfaatkan air tanah, sehingga bisa saja tanahnya jadi turun karena airnya disedot terus," tuturnya.
Selain itu, Beni juga mengaku mendapat informasi dari mantan karyawan di sana bahwa pemilik gedung pernah memanggil ahli dari Jerman untuk menegakkan struktur bangunan yang kini miring.
"Saya dengar biayanya mencapai Rp100 miliar, ada warga yang pernah lihat ada petugas mengecek bangunan, tapi setelah itu kami tidak mendengar lagi kabarnya," ucapnya.
Lurah Cikoko, Shalih Nopiansyar, mengatakan hingga kini kelurahan setempat belum menerima laporan mengenai rencana perobohan Menara Saidah itu. "Belum ada laporan yang masuk kepada saya. Saya juga sejak lama sudah bilang ke penjaganya untuk menyampaikan kepada pemilik gedung kalau saya ingin bertemu. Saya mau menanyakan kelangsungan bangunan ini," katanya.
Diungkapkan Shalih, dia selalu berusaha mencari informasi terkait bangunan yang kian tak terurus ini. Kabar terakhir yang dia dengar, setiap ada calon pembeli selalu saja prosesnya terhenti di tengah jalan dan setelah itu tak ada kabar lagi. (kd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar